Netral: Good or Bad?

Sedikit pengalaman dan ilmu pengetahuan yang aku dapat saat sholat jumat kemarin tanggal 7 November 2008 di masjid Kampus NH UNS, Khotib menyampaikan kotbah yang benar-benar membuka persepsiku serta pandangan tentang bagaimana islam memandang sikap Netral yang saat ini banyak dilakukan pada saat terjadi pemilihan di Indonesia. ternyata di dunia ini tak ada sesuatu yang bebas nilai menurut pandangan islam bahkan sikap netral yang ditunjukkan bahkan memiliki nilai untuk dipertanggungjawabkan menurut konteks yang berlaku, kotib yang saya lupa namanya memberikan contoh pada orang tidur karena orang tidur sering dianggap sebagai sikap Netral, tidur akan dianggap ibadah serta memberikan kebaikan pada seorang penjahat karena dengan tidurnya tersebut maka kejahatan yang sering dia lakukan pada saat dia bangun akan berkurang, tetapi bila tidur itu dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemaslahatan dan kebaikan serta berguna bagi orang lain maka tidurnya (tentu saja tidur yang terlalu lama) akan dianggap sebagai sesuatu yang berdosa karena dengan tidurnya maka hal itu akan mencegah orang tersebut berbuat kebaikan serta akan menyulitkan bagi orang lain yang membutuhkannya dikarenakan tidurnya. Kita ambil contoh seorang kyai yang dengan dakwahnya mampu membuka mata umatnya, seorang pemimpin yang harus merawat rakyatnya, seorang pejabat pemerintahan yang selalu dibutuhkan oleh masyarakatnya dalam hal administrasi kependudukan dll orang-orang seperti ini yang tidurnya”terlalu lama” malah berdosa dimata Tuhan YME. Dengan contoh kecil ini menyadarkan kita bahwa didunia ini tidak ada yang bebas nilai, semua sikap kita akan sesuatu pasti akan memiliki nilai, dipandang dari berbagai macam sudut pandang pasti ada nilainya baik dan buruknya.

Bahkan umat islam ketika terjadi perang antara persia dan romawi meskipun bersikap netral dan tidak ikut berperang, sahabat nabi bertanya pada Nabi Muhammad SAW pada saat seperti ini bagaimana umat muslim bersikap kemudian nabi menjelaskan bahwa apabila kita dihadapkan pada sesuatu pilihan yang dimana semuanya merupakan pilihan buruk maka pilihlah yang terbaik dari yang buruk-buruk itu, maka pada saat itu umat muslim memilih memihak kerajaan Romawi dikarenakan agama kristen yang dianut mereka lebih baik daripada bangsa Persia yang menyembah api berhala.

Pada saat mendengarkan cerita yang sangat inspiratif tersebut membuka mata saya dan teringat kembali kemasa-masa saat pemilihan umum kepala daerah beberapa waktu yang lalu, banyak masyarakat dan juga saya tentunya 🙂 dikarenakan merasa kecewa dengan kepemimpinan dan kebijakan yang sering tidak memihak rakyat akhirnya memilih untuk tidak datang menggunakan hak suara alias golput, akhirnya ketika hari penghitungan suara kepala daerah yang sering membuat kebijakan tidak memihak masyarakat itu terpilih kembali…walah… 🙁 hal itu membuktikan bahwa tidak selamanya bersikap netral itu baik, seperti kata Rasulullah SAW “pilihlah yang terbaik dari yang buruk-buruk karena diantara yang buruk itu pasti ada yang lebih baik” atau seperti kata teman saya Mas Kurnia yang juga Koordinator di SAT Puskom UNS “Jangan cuma diam” gerak!!! Nggih Bos…he..he.. 😀